Mengenal Gaya Hidup Konsumtif Contoh Dampak dan Cara Mengatasinya

By Admin - 30 November 2023
DAFTAR ISI

Memiliki gaya hidup konsumtif adalah pilihan masing-masing orang dengan berbagai resikonya. Hanya saja perlu digarisbawahi bahwa konsumtif bahkan hedonisme bila dibiarkan akan menimbulkan efek buruk dalam perencanaan keuangan.

Sekarang ini, perilaku konsumtif semakin merajalela karena jual beli lebih mudah dengan cara online. Bagaimana gaya hidup ini bisa terjadi, apa saja contoh dan dampak serta cara mengatasinya?

Mengenal Lebih Jauh Gaya Hidup Konsumtif

Secara umum, konsumtif adalah memakai dan mengkonsumsi tanpa menghasilkan sendiri. Kejadian konsumtif dapat terjadi ketika membeli barang yang tidak penting. Membeli tanpa memikirkan fungsi tetapi sekedar membeli karena ingin padahal tidak terpakai dan sia-sia.
Gaya hidup konsumtif

Jelaskan pengertian gaya hidup konsumtif menjadi pertanyaan yang sering muncul di permukaan. Lebih jelasnya gaya hidup konsumtif adalah tindakan menggunakan produk tidak dengan tuntas.

Sederhananya, menggunakan produk belum tuntas, sudah mengganti produk lain yang memiliki fungsi sama.

Memiliki sifat hidup konsumtif sama saja dengan kata boros karena membeli barang yang kurang penting, tidak memikirkan skala prioritas dan percuma sebab tidak digunakan.

Contoh gaya hidup konsumtif sudah ada sejak dulu ini semakin populer dengan adanya pembelian mudah secara online.

Pembeli tinggal klik melalui ponsel, transfer dan barang kirim atau bayar di tempat. Pembelian secara online memang sangat mudah dan memanjakan konsumen akan tetapi jika tidak dapat memilah dan memilih yang sekiranya penting membuat keuangan tidak karuan.

Bahkan banyak artikel yang membahas tingkat konsumtif cukup tinggi membuat orang suka pinjam uang untuk memenuhi gaya hidup hedon yang tidak penting. Parahnya lagi pinjaman juga secara online dan tidak mampu membayar karena pendapatan memang tidak mencukupi.

Ujung-ujungnya bukan hidup mewah menyenangkan malah pusing dan stres dikejar penagih. Agar terhindar dari semuanya, harus mengetahui kemampuan diri dan melakukan pembelian yang penting sehingga membeli berdasar fungsi dan kebutuhan saja.

Contoh Gaya Hidup Konsumtif yang Perlu Dihindari

Apa saja contoh perilaku konsumtif? Ada banyak sekali kalau membahasnya satu demi satu. Namun, ada beberapa gaya konsumtif yang sekarang ini begitu populer dan jika tidak dihindari membuat kantong kering bahkan minus.

Contoh gaya hidup konsumtif yang sulit dihindari antara lain:
Barang-barang mewah yang mahal

1. Bergaya Hidup Mewah

Memiliki gaya hidup memang sah-sah saja dan tidak ada yang melarang jika memang memiliki modal untuk terlihat kaya dan wah.

Contohnya:

-          Pamer tas atau sepatu branded

Pamer hal yang tidak penting dan tidak berguna sama sekali.

-          Pamer liburan mewah

Terlihat wah di media sosial padahal tidak sesuai kenyataan kadang terlihat lucu.

-          Pamer mobil mewah

Jika kaya betulan tak masalah, tapi akan menimbulkan rasa iri orang lain.

Hanya saja kembali ke masing-masing jika biasa saja, pendapataan juga biasa kenapa harus memaksakan bergaya hidup mewah? Terlebih lagi media sosial sekarang ini jika tidak bijak menggunakannya bakal terhipnotis gaya hidup mewah orang lain.
Mobil mewah

Sebaiknya stop mencoba sok gaya hidup mewah karena akan merugikan diri sendiri dan pemborosan. Tidak perlu baju tas dari brand mahal harga selangit atau makan di restoran mewah karena pemborosan lagipula income tak memungkinkan.

2. Fear of Missing Out

Fear of Missing Out sangat familiar di kalangan muda dan biasa dengan sebutan FOMO. FOMO adalah gaya hidup konsumtif di Indonesia atau negara lain yang mulai merajalela yaitu takut tidak update berbagai hal terbaru.
Fomo

Contohnya:

-          Harus datang ke wisata baru

Artinya takut ketinggalan sesuatu apapun itu. Misalnya saja ada tempat wisata yang baru buka, ingin segera datang dan menikmati keindahan wisata tersebut. Padahal sebetulnya tidak penting-penting amat dan pemborosan karena tidak memiliki cukup uang.

-          Tertarik dan ingin memiliki

Selain itu jika melihat tas, baju, aksesoris baru dan yang lain selalu ingin memilikinya. Keinginan tersebut bisa terlaksana jika memang uangnya banyak. Akan tetapi jika tidak adalah pemborosan dan bisa jadi malah hutang untuk hal yang tidak penting sama sekali.

-          Khawatir

Rasa khawatir kadang mengalahkan segalanya karena takut dianggap kurang trendy, ketinggalan zaman dan lain sebagainya.

3. Beli Barang Karena Cap Status Sosial

Ada sebagian orang yang sudah memiliki cap sebagai orang kaya sehingga status ekonomi tinggi. Padahal tidak seterusnya cap itu cocok hanya saja orang lain tidak selalu tahu akan hal itu.
Gaya hidup konsumtif dengan beli barang mahal

Contohnya:

-          Barang harus mewah

Untuk memenuhi cap status orang kaya tentunya semua barang harus mewah dan berkelas. Tentu saja untuk memenuhinya membutuhkan biaya tidak murah hanya karena status sosial.

-          Beli barang yang tidak penting

Padahal kalau dicermati barang tidak begitu butuh dan tidak penting dan dapat menjadi awal kesenjangan sosial dengan masyarakat lain.

-          Karena profesi

Selain status dapat pula orang merasa profesi wah mengharuskan hidup dengan level wah juga. Status ini menimbulkan gaya hidup konsumtif yang membutuhkan banyak uang untuk memenuhinya.

Semua tergantung masing-masing orang karena ada juga yang kaya, memiliki profesi mentereng tetapi tetap tidak terpengaruh perilaku konsumtif.

4. Tergoda Iklan

Efek iklan memang luar biasa, hanya dari foto atau video yang bagus mampu memikat konsumen dengan dahsyat. Semua itu wajar saja karena fungsi iklan memang mempromosikan produk agar laris manis dan mendapatkan laba besar.

Contoh gaya hidup konsumtif dampak iklan:

-          Langsung cari tahu produk

Khusus perilaku konsumtif jika melihat sebuah tayangan iklan langsung segera tertarik mencari info tentang barang tersebut.

-          Langsung beli

Mencari hingga melakukan pembelian baik online atau offline tanpa berpikir harganya sangat mahal dan di Indonesia hal ini sering sekali terjadi.
Langsung beli online karea tergoda iklan

Apabila selalu mengikuti dan menuruti kemauan akan berbahaya dan keuangan memburuk karena beli barang saat tidak butuh, tidak penting dan biasanya sia-sia saja.

5. Gengsi

Flexing sudah banyak terjadi di tengah maraknya sosial media. Contohnya:

-          Pamer barang mewah

Memposting sesuatu menggunakan barang mahal dan mewah seperti mobil mahal dan makan di tempat mahal.

-          Pamer liburan

Flexing dengan pamer liburan ke luar negeri sering terjadi yang tak kalah mahalnya.

Kadangkala, postingan membuat sebagian dari orang iri dan tidak suka melihatnya. Walaupun, biaya sendiri karena memang kaya dan memiliki rasa gengsi cukup tinggi. Tingkat gengsi sebagai pemicu yang kalau membiarkan bisa sangat konsumtif.

Hanya saja demi tampil dan terlihat wah, keren dan wow, tetap melakukan pemborosan dengan makan di tempat mahal, liburan dan lain sebagainya.

Padahal tidak begitu penting dan ada kalanya tidak ingin ke tempat tersebut. Hanya demi gengsi, mampu mengalahkan segalanya.

Dampak Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup hedonisme yang penuh dengan menghamburkan uang benar-benar memberi dampak negatif dalam kehidupan. Semua barang seolah ingin dimiliki tanpa tahu mana prioritas tanpa tahu mana yang menjadi kebutuhan bukan pemenuhan hasrat semata.

Ujung-ujungnya efek negatif akibat gaya hidup tidak dapat dihindari dan bila membiarkan berlarut-larut, menghancurkan keuangan sedikit demi sedikit. Setelah mengetahui apa yang dimaksud gaya hidup konsumtif, cek juga dampak gaya hidup konsumtif, yaitu:

1. Keuangan Berantakan

Banyak orang demi memenuhi gaya hidup hedon tak malu berhutang dan tidak berpikir panjang.

Dalam pikirannya, pokoknya barang harus terbeli dengan uang entah dari uang bulanan, hutang atau yang lainnya. Keuangan menjadi tak karuan dan biasanya berujung terhimpit hutang.
Stres

2. Pemicu Stres

Membeli barang yang tidak penting dengan harga tinggi menjadi pemicu stres dan cemas. Rasa stres karena semakin lama uang menipis dan habis akhirnya kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, tekanan sosial semakin memperburuk keadaan. Tanpa terasa cemas dan rasa khawatir merajai pikiran, akhirnya stres tak dapat dihindari.

3. Boros

Pemborosan yang utama adalah uang. Akan tetapi secara otomatis akan ada pemborosan lain yang tak kalah membahayakan yaitu waktu dan energi.

Pelaku konsumtif tidak mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan tapi penuh dengan rasa cemas cukup tinggi karena semuanya menjadi berantakan.

Cara Mengatasi Gaya Hidup Konsumtif

Akibat gaya hidup terlalu konsumtif memberi dampak buruk dan akhirnya memiskinkan seseorang. Agar hal tersebut tidak jadi, ada cara mengatasi dengan mudah, yaitu:

1. Membeli karena Fungsi

Cara mengatasi gaya hidup konsumtif dengan membeli barang mengingat fungsi dan kebutuhan adalah cara mudah untuk hidup tidak boros. Jangan sampai membeli karena keinginan semata padahal sudah memiliki barang yang fungsinya hampir sama. Skala prioritas sangat utama dalam hal ini.
Perencanaan keuangan

2. Perencanaan Keuangan

Mencatat pendapatan dan pengeluaran mingguan atau bulanan dapat menjadi strategi menekan karakter konsumtif. Perencanaan yang jelas akan membantu meminimalisir membeli barang yang tidak penting.

3. Tidak Ikut Tren

Tren apapun akan berubah dengan cepat. Jika hanya ingin memenuhi tren, sungguh hal yang tidak penting sama sekali. Masalahnya tren berkaitan erat dengan produk baru dan jika ingin memenuhinya adalah pemborosan keuangan.

4. Belanja Secukupnya

Saat berbelanja pastikan mencatat barang kebutuhan sesuai yang ada. Jangan sampai menambah yang kurang penting untuk menyesuaikan anggaran yang tersedia.

5. Menjadi Diri Sendiri

Artinya keuangan adalah urusan pribadi tidak perlu membandingkan dan sok keren dengan mengikuti gaya hidup orang lain. Jika suka membandingkan muncul tekanan sosial yang akhirnya ingin mengikuti orang lain dan itu adalah konsumtif.
Menjadi diri sendiri

Kelima cara diatas cukup efektif menekan keinginan bergaya hidup konsumtif. Selain itu butuh niat dan kesadaran tinggi supaya tetap membeli berdasarkan fungsi bukan karena keinginan semata.

Penutup

Gaya hidup konsumtif merupakan kelakuan yang tidak mampu mengendalikan diri untuk berbelanja yang tidak penting. Untuk menghindarinya dapat membeli barang karena fungsi, tidak ikut tren, belanja terencana, menjadi diri sendiri dan belanja sesuai kemampuan.

Frequently Asked Questions

1. Apakah pola hidup yang konsumtif itu berikan contohnya?

Pola hidup konsumtif adalah membeli barang yang tidak penting dan akhirnya percuma karena tidak terpakai. Contoh membeli sepatu, baju dan tas berlebihan padahal tidak terlalu penting dan sudah punya.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya hidup konsumtif?

Gaya hidup yang konsumtif adalah menghabiskan uang untuk belanja barang berlebihan bahkan kadang melampaui kemampuan.

3. Apa saja ciri ciri perilaku konsumtif?

Ciri perilaku konsumtif adalah melakukan pembelian produk karena kesenangan semata tanpa skala prioritas dan tanpa pertimbangan sama sekali. Mudah tergoda membeli barang yang tidak penting dan menghabiskan banyak uang untuk mengikuti tren.

Jual Beli Properti Rumah Apartemen Tanah